![]() |
| @Desa |
Desa Gamlamo adalah salah satu desa tua yang berada di wilayah Kecamatan Jailolo, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Nama Gamlamo dalam bahasa setempat berarti “kampung besar”, yang menunjukkan peran penting desa ini sebagai pusat pemukiman dan aktivitas masyarakat sejak dahulu kala.
Wilayah Gamlamo sejak masa lampau telah dihuni oleh komunitas pesisir yang menggantungkan hidup dari laut dan hutan. Masyarakat awal di desa ini hidup secara sederhana, mengandalkan hasil laut, bercocok tanam, dan memanfaatkan sumber daya alam secara tradisional untuk kebutuhan sehari-hari.
Struktur sosial masyarakat pada masa awal terbentuk berdasarkan sistem kekerabatan dan adat istiadat. Kepemimpinan tradisional dijalankan oleh para tetua adat yang disebut bobato atau kepala soa, yang berfungsi mengatur tata kehidupan, menyelesaikan sengketa, serta memimpin ritual adat.
Pada abad ke-15 hingga 17, pengaruh Islam mulai masuk ke wilayah Jailolo, termasuk Gamlamo. Hal ini dibawa oleh para ulama dan pedagang dari Ternate dan Tidore yang menjadikan Jailolo sebagai salah satu pusat penyebaran Islam. Sejak saat itu, nilai-nilai Islam berpadu dengan adat lokal dalam membentuk identitas masyarakat Gamlamo.
Masa kolonial Belanda membawa perubahan besar, karena Jailolo termasuk salah satu wilayah strategis dalam jalur perdagangan rempah-rempah. Gamlamo saat itu dijadikan kampung penting dalam pengawasan kolonial, meskipun sistem adat tetap berperan kuat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Setelah kemerdekaan Indonesia, Desa Gamlamo resmi ditetapkan sebagai salah satu desa di Kecamatan Jailolo. Pemerintahan desa mulai dibentuk secara formal dengan kepala desa yang dipilih oleh masyarakat, disertai perangkat desa yang membantu pelaksanaan tugas administrasi dan pembangunan.
Memasuki era modern, Desa Gamlamo menjadi salah satu desa yang cukup maju di Jailolo. Letaknya yang strategis, dekat dengan pusat kecamatan, menjadikannya sebagai pusat aktivitas perdagangan, pendidikan, dan pelayanan sosial bagi masyarakat sekitar.
Budaya lokal tetap terjaga meskipun modernisasi mulai masuk. Upacara adat, tradisi gotong royong, dan kegiatan keagamaan masih menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Gamlamo. Kegiatan ini menjadi pengikat solidaritas antarwarga serta media untuk mewariskan nilai leluhur kepada generasi muda.
Sejak adanya program Dana Desa, pembangunan di Gamlamo semakin pesat. Jalan lingkungan, fasilitas kesehatan, dan sarana pendidikan mulai diperkuat. Partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa juga meningkat, sehingga pembangunan benar-benar berorientasi pada kebutuhan warga.
Kini, Desa Gamlamo terus berkembang sebagai desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing, tanpa meninggalkan jejak sejarah dan budaya yang telah mengakar kuat. Sejarah panjang desa ini menjadi landasan penting untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi seluruh warganya.

0 Comments :
Berikan Komentar Anda